Apa yang di rasakan saat ini . . . ?

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Twitter

Perjalanan Hidup....

Posted by Rahmad Jamalis Permana - -

Hati ini sudah siap jika saja takdir itu terjadi. Pengharapan & penantianku mungkin hanya sia2. Tapi biarlah ini menjadi warna dalam perjalanan hidupku. Betapa dulu aku menyiakannya dan inilah bayarannya. Aku Rela ya Rabb…jika itu memang yang terbaik. Kecewa? Ya, aku kecewa.Sungguh tak bisa kubohongi perasaan hati ini. Sebenarnya akulah yg salah. Sudah ku tutup buku, tapi ku buka lagi. Awalnya hanya untuk mengenang, tapi hatiku kembali terjerat dan kini sungguh semua tinggal kenangan, kupastikan secepatnya tuk tutup buku. tak kan ku buka lagi… biarlah ini menjadi jalan cerita rahasia ku sendiri. Semoga ia disana mendapatkan sejatinya dan aku pun disini pun demikian. Aku butuh rasionalitas Rabb…. buat mengusir segala perasaan yg tak rasional ini. Ya Rabb… Ampuni hati yang gusar dan gelisah ini, yang telah terlalu banyak berharap pada manusia bukan padaMu. Sesalku pada diri ini, malu ku padaMu Ya Rabb…. Ketergantungan hati lepas dari kendali sebenarnya. Rabb… aku gantungkan takdir yang satu ini hanya padaMu. Aku rela, aku ikhlas tidak mendapatkan apa yg aku ingin. Tolong aku Rabb…. tegarkan diri ini. . .!!


Hihi…aku jadi geli sendiri bacanya. Bisa2nya…… Haha….

Yah… itulah sepenggal curhatku pada Allah SWT. bener2 buka2an. ga nyangka bisa sebegitu dalem aku nulis itu.

Hihi…. aku jadi inget. Yg kutulis di atas adalah saat aku lg sedikit desperado gitu. Masya Allah….. Klo aku inget, aku jadi malu sendiri. Ngga banget. Tapi yah manusiawi lah. setiap orang mungkin juga pernah ngerasain. Aku inget betapa ngga enaknya berperasaan seperti saat itu dulu. Hidup yg Indah jadi seperti terselimuti awan kelabu. Yaah…begitulah saat hati tak ditata dengan baik. Saat hati jauh dari mengingat Allah. Saat CintaNya kuduakan…… Saat aku begitu menjadi gilanya dengan cinta pertama dalam versi persepsiku sendiri. Padahal cinta pertama hendaknya hanya ditujukan kepada Allah SWT saja. Sungguh aku ga mau lagi masuk terjerumus ke lubang yg sama. Aku ingin mencintai di kala hati, jiwa, dan ragaku sudah siap menghadapi pernikahan yg suci. Persisnya di saat ijab kabul telah diikrarkan.........

Leave a Reply