Apa yang di rasakan saat ini . . . ?

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter
  • Vestibulum quis diam velit, vitae euismod ipsum

    Etiam tincidunt lobortis massa et tincidunt. Vivamus commodo feugiat turpis, in pulvinar felis elementum vel. Vivamus mollis tempus odio, ac imperdiet enim adipiscing non. Nunc iaculis sapien at felis posuere at posuere massa pellentesque. Suspendisse a viverra tellus. Nam ut arcu et leo rutrum porttitor. Integer ut nulla eu magna adipiscing ornare. Vestibulum quis diam velit, vitae euismod ipsum? Quisque ...

  • Aliquam vel dolor vitae dui tempor sollicitudin

    Proin ac leo eget nibh interdum egestas? Aliquam vel dolor vitae dui tempor sollicitudin! Integer sollicitudin, justo non posuere condimentum, mauris libero imperdiet urna, a porttitor metus lorem ac arcu. Curabitur sem nulla, rutrum ut elementum at, malesuada quis nisl. Suspendisse potenti. In rhoncus ipsum convallis mauris adipiscing aliquam. Etiam quis dolor sed orci vestibulum venenatis auctor non ligula. Nulla ...

  • Nam ullamcorper iaculis erat eget suscipit.

    Etiam ultrices felis sed ante tincidunt pharetra. Morbi sit amet orci at lorem tincidunt viverra. Donec varius posuere leo et iaculis. Pellentesque ultricies, ante at dignissim rutrum, nisi enim tempor leo, id iaculis sapien risus quis neque. Ut sed mauris sit amet eros tincidunt adipiscing eu vitae lectus. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos ...

Twitter

Archive for Februari 2011

masii berpijak pada tanah yang basah, masii bergoyah
masii halus benangbenang sutra itu melilit, masii terikat
masii membumbung angan dan asa tentang aku dan dia, masii tak terlupa
namun ku coba, kucoba berikan sedikit udara
pada hatiku yang pengap dan sempat pekat
kucoba untuk pancangkan sebentuk kepercayaan
pada dirinya yang selama ini telah berusaha menyeka peluhku
pada dirinya yang selama ini telah menyita sebagian perhatianku
pada dirinya
bukan lagi masalah waktu
namun kali ini adalah bagaimana aku sanggup untuk mengatakan
mengatakan padanya
jujur dari hati yang tersembunyi
bahwa aku, aku tak akan pernah lagi mencintai dirinya yang tlah berlalu
bahwa aku, aku akan selalu beriringan denganya tanpa bayang-bayang masa lalu
namun aku belum sanggup
mungkin suatu saat aku bisa
mengatakan padanya
apa yang selama ini aku rasa
apa yang selama ini aku jaga
apa yang selama ini aku dekap
rapat
dan terhalang
tentang perasaaan hati
tentang aku yang mencintai dirinya

Perjalanan manusia penuh dengan lika-liku
Selalu berbeda tanpa batas ruang dan waktu
Kegagalan kadang kala menyakitkan kalbu
Jika tiada pembimbing bagi hati yang pilu

Ketika akhir dari tujuan tidak menjadi milik anda
Hanya keikhlasanlah yg menolong pedihnya jiwa
Tatkala kegagalan terus membayangi langkah kita
Pasrahkanlah segalanya pada Sang maha Bijaksana

Percayalah bahwa Sang Pencipta maha mengetahui
Sehingga sanubari senantiasa berdzikir tanpa henti
Renungkanlah makna hidup setiap insan di dunia ini
Niscaya kebahagiaan akan merasuk dalam ruang hati

Kegagalan bukan akhir dari suatu perjalanan
Karna ia hanya sebatas ujian dalam kehidupan
Kerinduan akan kebahagiaan selalu didapatkan
Bagi seorang yg berfikir bahwa hidup adalah ujian

Jadilah hamba Allah yang baik saat menyikapi segala cobaan
Sehingga jiwa yang tenang menghampiri nuansa kebahagiaan
Tataplah masa depan melalui doa dalam langkah kemenangan
Karna tiada hal yang sia-sia dalam setiap jalan pengorbanan.

Terinspirasi dari kata-kata itu, saya jadi ingin menuangkan nya. Sebenarnya Renungan dan Kenangan, atau dalam kata-kata kerja Merenung dan Mengenang adalah sesuatu yang sangat berhubungan dengan masa lalu, masa yang sudah terjadi. Dimana mungkin saja ada suatu peristiwa yang cukup menarik untuk diingat.

Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu dikhawatirkan. Yang pertama, hari kemarin. Kita tidak akan pernah mampu mengubah apa yang telah terjadi kemarin. Kita tidak dapat menarik perkataan yang telah terucapkan. Kita tidak mungkin lagi menghapuskan kesalahan, dan mengulagi kegembiraan yang kita telah rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat. Yang kedua hari esok, hingga mentari esok hari terbit, kita tidak tau apa yang akan terjadi. Kita tidak bisa melakukan apa-apa esok hari. Kita tidak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba,biarkan saja.

Disadari atau tidak, banyak diantara orang-orang yang hidup tidak dijamannya, secara raga mungkin saja dia berada di tempat ini, saat ini. Akan tetapi secara jiwa, dirinya masih terkekang pada apa yang terjadi di masa lalu, bukan membelenggunya melainkan sengaja membelenggukan diri disana. Satu-satunya jalan untuk keluar dari belenggu itu adalah kesadaran dan kemauan diri dia sendiri. Penanaman tentang masih banyak hal yang menyenangkan diluar sana yang tidak mungkin didapat ketika dia hanya menyesal dan menyesal. Karena bisa saja hanya dengan menyesali satu hal ia telah melewatkan 1000 alasan lain untuk bahagia.

Hati ini sudah siap jika saja takdir itu terjadi. Pengharapan & penantianku mungkin hanya sia2. Tapi biarlah ini menjadi warna dalam perjalanan hidupku. Betapa dulu aku menyiakannya dan inilah bayarannya. Aku Rela ya Rabb…jika itu memang yang terbaik. Kecewa? Ya, aku kecewa.Sungguh tak bisa kubohongi perasaan hati ini. Sebenarnya akulah yg salah. Sudah ku tutup buku, tapi ku buka lagi. Awalnya hanya untuk mengenang, tapi hatiku kembali terjerat dan kini sungguh semua tinggal kenangan, kupastikan secepatnya tuk tutup buku. tak kan ku buka lagi… biarlah ini menjadi jalan cerita rahasia ku sendiri. Semoga ia disana mendapatkan sejatinya dan aku pun disini pun demikian. Aku butuh rasionalitas Rabb…. buat mengusir segala perasaan yg tak rasional ini. Ya Rabb… Ampuni hati yang gusar dan gelisah ini, yang telah terlalu banyak berharap pada manusia bukan padaMu. Sesalku pada diri ini, malu ku padaMu Ya Rabb…. Ketergantungan hati lepas dari kendali sebenarnya. Rabb… aku gantungkan takdir yang satu ini hanya padaMu. Aku rela, aku ikhlas tidak mendapatkan apa yg aku ingin. Tolong aku Rabb…. tegarkan diri ini. . .!!


Hihi…aku jadi geli sendiri bacanya. Bisa2nya…… Haha….

Yah… itulah sepenggal curhatku pada Allah SWT. bener2 buka2an. ga nyangka bisa sebegitu dalem aku nulis itu.

Hihi…. aku jadi inget. Yg kutulis di atas adalah saat aku lg sedikit desperado gitu. Masya Allah….. Klo aku inget, aku jadi malu sendiri. Ngga banget. Tapi yah manusiawi lah. setiap orang mungkin juga pernah ngerasain. Aku inget betapa ngga enaknya berperasaan seperti saat itu dulu. Hidup yg Indah jadi seperti terselimuti awan kelabu. Yaah…begitulah saat hati tak ditata dengan baik. Saat hati jauh dari mengingat Allah. Saat CintaNya kuduakan…… Saat aku begitu menjadi gilanya dengan cinta pertama dalam versi persepsiku sendiri. Padahal cinta pertama hendaknya hanya ditujukan kepada Allah SWT saja. Sungguh aku ga mau lagi masuk terjerumus ke lubang yg sama. Aku ingin mencintai di kala hati, jiwa, dan ragaku sudah siap menghadapi pernikahan yg suci. Persisnya di saat ijab kabul telah diikrarkan.........

aku adalah wajah gelap masa lalumu
yang takkan lepasakanmu begitu saja
meski harusku manahan
siksa perasaanku sendiri...

aku sperti batu yang tak pernah bisa mengerti
betapa engkau kini tlah bosan
hadapi aku yag tak pernah bisa pahami
arti perasaaanmu....

aku dan kisah kelabuku denganmu
biarlah hanya aku yang tahu & mengerti
karena aku yang pernah menyakiti......

aku, wajah gelap masa lalumu...........

Ya Ghaffar, ya RahimKau letakkan di rahim kami anak-anak negeri iniKau amanatkan diri-diri mereka pada lindungan kasih-sayang kamikau percayakan jiwa-jiwa mereka pada bimbingan ruhani kamiKau hangatkan tubuh-tubuh mereka dengan dekapan cinta kamiKau besarkan badan-badan mereka dengan aliran air susu kami
Tuhan kami, kami telah sia-siakan kepercayaan-Mukesibukan telah menyebabkan kami melupakan amanat-Muhawa nafsu telah menyeret kami untuk menelantarkan buah hati kamitidak sempat kami gerakkan bibir-bibir mereka untuk berzikir kepada-Mutidak sempat kami tuntun mereka untuk membesarkan asma-Mutidak sempat kami tanamkan dalam hati mereka kecintaan kepada Nabi-Mu
Kami berlomba mengejar status dan kebanggaanmeninggalkan anak-anak kami dalam kekosongan dan kesepian
Kami memoles wajah-wajah kami dengan kepalsuanmembiarkan anak-anak kami meronta dalam kebisuan
Kami terlena memburu kesenangan! sehingga tak kami dengar lagi mereka menangis manjasambil memandang kami dengan pandangan cintaseperti dulu, ketika mereka mengeringkan air mata merekadalam kehangatan dada-dada kami
Dosa-dosa kami telah membuat anak-anak kamimenjadi pemberang, pembangkang, dan penentang-Mu
Dosa-dosa kami telah membuat hati merekakeras, kasar, kejam, dan tidak tahu berterima kasih
Sebelum Engkau ampuni mereka, Ya Allahampunilah lebih dahulu dosa-dosa kami
Ya Allah, berilah kami peluang untuk mendekap tubuh merekadengan dekapan kasih sayang kamiberilah kami waktu untuk melantunkan pada telinga merekaayat-ayat Alquran dan Sunnah Nabi-Mu
Berilah kami kesempatan untuk sering menghadap-Mudan memohon kepada-Mu seusai salat kamiuntuk keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan anak-anak kami
Bangunkan kami di tengah malam untuk merintih kepada-Mumengadukan derita dan petaka yang menimpa anak-anak negeri i! ni.Izinkan kami membasahi tempat sujud kamidengan air ! mata pen yesalan akan kelalaian kami
Ya Allah, ya Jabbar, ya GhaffarAnugerahkan kepada para pemimpin kami kearifanuntuk mendidik anak-anak negeri ini dalam kesalehanBerikan kepada mereka petunjuk-Musehingga mereka menjadi suri teladan bagi kami dan anak-anak kami
Limpahkan kepada mereka perlindungan-Musupaya mereka melindungi kami dengan keadilan-MuJauhkan mereka dari kezalimansehingga kami dapat mengabdi-Mu dengan tentram dan aman
Ya Rahman, ya RahimIndahkan kehidupan kami dengan kesalehan anak-anak kamiPeliharalah anak-anak kami yang kecilKuatkanlah anak-anak kami yang lemahSucikan kalbu merekaBersihkan kehormatan merekaSehatkan badan merekaCerdaskan akal merekaIndahkan akhlak merekaGabungkanlah mereka bersama orang-orang yang bertakwa kepada-Muyang mencintai Nabi-Mu, keluarganya yang suci, dan sahabatnya yang muliayang berbakti kepada orangtuanyayang bermanfaat kepada bangsanyayang! berkhidmat kepada sesama manusia
Wahai Zat yang nama-Nya menjadi pengobatyang sebutan-Nya penyembuhanyang ketaatan-Nya kecukupansayangi kami yang modalnya hanya harapandan senjatanya hanya tangisanKabulkanlah doaku

Saya tidak tahu apa yang harus saya sampaikan begitu sulitnya untuk menuturkan kalimat. dan begitu Sulitnya untuk menjelaskan perasaan sedih saya yang harus meninggalkan kalian. Ketika saya tiba di sini bertahun-tahun yang lalu, saya tidak akan Memiliki Realisasi bagaimana aku akan terhubung ke sebuah komunitas yang hangat seperti orang.
Sering kali saya Telah merendahkan oleh kebaikan hati Anda. Ketika saya lihat ini hadiah / foto saya / bekas luka ini] / item lain pribadi, saya akan ingat … kenangan.
Besok aku akan bangun dalam kehidupan baru saya, penuh yet-to-be Realisasi Peluang, dan kosong dari perusahaan Anda … Aku akan berada dalam limbo aneh.
Anda telah membantu saya Melalui Beberapa kali keSulitan, dan berbagi kegembiraan di hati. Beberapa orang hakim pada Kehidupan mereka Apa yang Mereka Lakukan, Lain-lain pada Siapa Mereka. Saya ingin hidup saya dinilai teman-teman aku terus, dan bagaimana saya diperkaya dari hanya Mengetahui Anda.


“Dan Aku tidak tahu, apakah Kita Akan bertemu lagi…
Oleh karena itu perpisahan kekal kami ambil:
Selama-lamanya, dan selama-lamanya, perpisahan, teman-teman!
Jika kita bertemu lagi, mengapa, Kita Akan tersenyum;
Jika tidak, mengapa, Lalu Apakah perpisahan ini dibuat dengan baik”.

“Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan mobil1.jpg, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja motor.jpgkarena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, Kerjaan siapa ini !!! . Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan Saya tidak tahu..tuan. Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan? hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik kan! katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. Oleskan obat saja! jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. Dita demam, Bujawab pembantunya ringkas. Kasih minum panadol aja , jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. Tidak ada pilihan.. kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akutIni sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. Ayah.. ibu Dita tidak akan melakukannya lagi. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi Dita sayang ayah..sayang ibu., katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. Dita juga sayang Mbok Narti.. katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ? Bagaimana Dita mau bermain nanti ? Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maafTahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi, Namun., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..“

resapi dan renungi gan,bukan sedih/terharunya yang kita cari tapi
pengaruh positifnya kisah ini untuk kehidupan kita .